Hallo tanggal 3 Desember ~
Hari ini aku masih dalam suasana hati yang sama. Aku merasa tidak excited pada apapun, aku tidak menginginkan apapun, aku menjalani hidup karena aku hidup, sekedar itu aja. Aku belum bisa berdamai dengan diriku sendiri. Jujur aja, di kepalaku masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang aku akui itu tidak akan pernah terjawab. Inilah masalahnya, aku belum bisa menerima dan ikhlas. Aku masih marah dengan diriku sendiri.
Entahlah. Tp ini rasanya hampir sama kayak waktu kamu tiba-tiba blokir aku. I know you have a reason, tp disini posisinya aku kayak orang bodho yang nggak tau apa-apa dan tiba-tiba ngeliat kamu pergi. Buat merasa ikhlas itu emang sulit. Dan aku masih berusaha hingga detik ini.
Yaudahlah ya kalo pas kemarin kamu nganggepnya aku nggak peduli sama kamu, ya mau gimana lagi akunya. Yaudahlah ya kalo kemarin kamu nganggep aku gamau ktemu kamu, trs aku mau gimana lagi. Yaudahlah ya kamu mikir aku nggak tertarik sama ceritamu, ya aku mau gimana lagi. Yaudahlah ya kemarin emang aku butuh waktu lama buat mikir tp kamu salah paham, ya mau gimana lagi. Yaudahlah ya aku kemarin sempet mikir buat ktemu kamu di tempat yang space cuma kita berdua, tp kamu gatau kalo aku mikir itu, ya mau gimana lagi. Yaudahlah ya kamupun jg tidak ada kata batalin ktemuan kita dan tiba-tiba punya pacar, ya aku mau gimana lagi.
Aku sedang sangat berusaha mengikhlaskan segala "yaudahlah ya" yang sangat banyak pay. Aku ingin mengikhlaskan tanpa aku harus bertanya untuk setiap alasannya, aku sedang berusaha untuk tidak peduli apapun penjelasannya. Aku anggap semuanya memang udah takdirnya. Ketika aku belum sempat mengucapkan iya untuk bertemu di tempat berduaan, tiba-tiba aku tau kamu punya pacar. Dan aku menganggap itu jalan dari Allah. Sebelum aku melangkah, aku sudah dihentikan, agar aku tidak melakukan keputusanku itu. Kaget iya, sedih iya, terpuruk iya, karena aku memang sangat-sangat shock kemarin. Ya kayak yang udah tak omongin tadi, aku ngerasa kayak orang bodho yang nggak tau apa-apa dan tiba-tiba ngeliat kamu pergi, tanpa ada sepatah katapun. Bukan hanya marah sama kamu, aku juga marah sama diriku sendiri. Jelas aku marah, karena aku sudah hampir mempertaruhkan harga diriku sendiri buat kamu. Susah buat memaafkan diriku sendiri pay. Tapi tenang aja, kebencianku pun sedang aku kendalikan. Di hati kecilku, aku juga nggak mau membenci kamu. Aku memang membenci keadaan kita kemarin. But, untuk menghapus kebencian itu aku memang butuh waktu. Karena di otakku masih ada anggapan kalo kamu itu brengsek. Untuk apapun alasannya, intinya disini aku sedang berusaha untuk menerima dan mengikhlaskan apapun tindakan kamu dan apapun tindakanku sendiri.
Aku udah pernah mengalami masa-masa kamu pergi dari aku. Dan aku yakin kali ini pun aku sanggup ngejalaninya. Terlepas dari semua kata-kata yang pernah kamu ucapin, like "kalo misal putus sama aku, paling aku susah buat pacaran lagi". Bukannya aku nggak terima kamu udah punya pacar, tp memang saat ini aku masih shock aja ngeliat kamu. Aku juga nggak berharap kamu bakal paham, kalo paham pun jg nggak ada yang bakal berubah kan.
Hujan menemani aku nulis postingan ini. Suasana hujan terasa seperti memeluk aku saat ini. Teringat kamu dan kenangan kita itu udah pasti. Aku tidak munafik, kamu memang seperti lembaran yang udah aku tutup tapi tidak pernah aku hapuskan, karena kamu memang tidak pantas untuk dihapuskan. Aku menulis ini ditemenin pororo yang memang selalu ada buat aku, dia juga masih jagain aku tiap tidur, aku bisa nyaman tiap tidur juga berkat dia. Semoga apapun yang sedang kamu alami, kamu juga bisa selalu nyaman tidur seperti biasanya ya, sangat kebo dan susah bangun. Semoga kamu dijauhkan juga dari mimpi-mimpi buruk.
Selamat malam :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar